Rabu, 25 Oktober 2017

Panglima TNI Bersahabat Baik dengan Jenderal Dunford

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan bersahabat baik dengan Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Jo Dunford, sedianya beliau akan menghadiri undangan, tetapi ada penolakan masuk ke wilayah Amerika Serikat.



Hal ini disampaikan Panglima TNI kepada awak media setelah selesai menghadiri pembukaan Internasional Conferrence And Table Top Exercise On Global Health Security Meeting 2017 oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo di Istana Negara, pada Selasa 24-10-2017 Jakarta.

“Saya bersahabat baik dengan Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Jo Dunford dan saya sedianya menghadiri pertemuan Panglima se-Asia Pasifik, selain itu saya juga ingin bertemu dengan Jenderal Jo Dunford,” ungkap Panglima TNI.

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat tahun 2016 yang lalu, Panglima TNI mengatakan betapa hangatnya sambutan yang diberikan oleh Jenderal Jo Dunford. “Saya diajak Coffee Morning di rumahnya yang asri, kemudian malamnya saya diajak Dinner, yang lebih luar biasa lagi saat Dinner para tentara Amerika menyanyikan lagu Bengawan Solo,” ujar Panglima TNI.



Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo

Menanggapi banyaknya komentar yang bermacam-macam tentang masalah ini, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menghimbau kepada masyarakat agar tidak bergerak sendiri-sendiri, percayakan kepada Kementerian Luar Negeri untuk menyelesaikan masalah ini.

“Menteri Luar Negeri Ibu Retno Marsudi sudah menyampaikan bahwa Indonesia dengan Amerika Serikat itu bersahabat, semua masalah akan diselesaikan dengan baik, kita monitor saja langkah-langkah yang akan diambil oleh Kementerian Luar Negeri RI,” jelas Panglima TNI.

Permintaan maaf telah disampaikan oleh Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Erin Elizabeth Mckee menyampaikan bahwa larangan tersebut sudah tidak ada, sudah dicabut dan mempersilahkan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memasuki wilayah Amerika Serikat, tetapi hingga saat ini belum ada penjelasan resmi penyebab Panglima TNI ditolak masuk Amerika Serikat. (Puspen TNI). Sumber: JakartaGreater.com

Selasa, 24 Oktober 2017

Imigrasi: Tidak Ada Informasi Cekal dari AS atas Nama Panglima TNI

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dikabarkan tidak diizinkan masuk ke Amerika Serikat karena mendapat red notice dari otoritas dalam negeri AS. Kabag Humas Ditjen Imigrasi Agung Sampurno saat dikonfirmasi, mengatakan belum menerima notifikasi apapun terkait Panglima TNI. Termasuk soal kabar red notice yang kepada Gatot yang saat ini beredar.


"Sampai saat ini tidak ada daftar cekal atas nama Bapak Panglima TNI. Lalu kalau itu dikabarkan dapat red notice, kami juga belum terima notifikasi red notice itu," kata Agung saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Minggu (22/10).

Agung menjelaskan, Ditjen Imigrasi memang hanya menerima notifikasi ketika ada seseorang yang masuk daftar cekal ataupun red notice. Imigrasi bertugas mengawasi orang yang sudah masuk dalam daftar itu. Tapi, yang memiliki wewenang untuk meminta red notice atau pencekalan hanya pihak kepolisian.
"Kami hanya mengawasi saja ketika sudah ada notifikasi yang masuk," imbuh dia.

Agung mengungkapkan, bahkan dalam daftar Ditjen Imigrasi tidak ada jadwal Panglima TNI ke Amerika Serikat. Dia justru mendapatkan data pejabat lain TNI, yakni KSAD. Jenderal TNI Mulyono, yang sudah berada di Amerika Serikat. Bahkan, semalam Mulyono sudah kembali ke Indonesia.

"Setahu saya tidak ada jadwal Panglima TNI ke Amerika Serikat. Yang ada KSAD Mulyono yang masuk melalui Washington dan sudah kembali ke Indonesia semalam," ucap dia.
Saat ini belum ada pihak yang bisa mengonfirmasi kebenaran red notice yang diterima Gatot. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sudah mengirim surat untuk meminta klarifikasi dari Kementerian Luar Negeri AS terkait kabar ini.

"Sejak kemarin malam kita sudah mengirimkan nota diplomatik ke DOS (Departemen of State) di DC meminta klarifikasi," ucap Menlu Retno saat dikonfimasi terpisah.
Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto juga belum mau berkomentar soal kabar itu. Dia meminta untuk menunggu keterangan resmi dari Mabes TNI.
"Nanti saya sampaikan rilisnya," ucap Wuryanto.

Sumber: Kumparan

Kamis, 27 Juli 2017

Menhan Saksikan Uji Drone Rajawali 720

Bogor – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyaksikan uji coba atau demo terbang dan ‘statis display’ Pesawat Terbang Tanpa Awak (PPTA) di Lapangan Terbang Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 27-7-2017.

PPTA tersebut merupakan hasil kerja sama antara Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertahanan dan industri pertahanan dalam negeri untuk memperkuat sistem pertahanan.

Demo terbang itu juga disaksikan pejabat Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Kemenristek Dikti, BUMN, Mabes TNI, Mabes Angkatan, dan pimpinan perusahaan industri pertahanan dalam negeri, seperti PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri (Mission System) dan PT INTI.



Pesawat yang diterbangkan bernama Rajawali 720, yang merupakan hasil kerja sama Balitbang Kemhan dengan PT Bhineka Dwi Persada. PPTA Rajawali 720 termasuk ke dalam kategori Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau juga disebut Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) dan merupakan PPTA bersayap tetap (fixed wing).

PPTA tersebut memiliki kemampuan terbang lebih dari 24 jam dengan misi radius jelajah 20 km sampai dengan 1000 km, dan ketinggian jelajah 8000 meter dan kecepatan hingga 135 km/jam (73 knots). PPTA Rajawali 720 tersebut juga mampu tinggal landas dan landing dengan landasan yang cukup pendek.

PPTA Rajawali 720 dirancang dengan misi utama sebagai pesawat pengintai, yang dilengkapi dengan sistem gimbal dan kamera yang dapat mengirimkan hasil pantauan, baik gambar maupun video secara real time ke darat melalui Ground Control Station (GCS).

Sehingga, PPTA Rajawali 720 dapat menjadi salah satu alternatif yang handal dalam melakukan pengawasan dalam berbagai keperluan, seperti melakukan pemantauan di daerah perbatasan, lautan ataupun hutan, dilansir Antara, 27-7-2017.


Selain PPTA Rajawali 720, kata Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiharto, juga akan diuji coba beberapa pesawat tanpa awak lainnya, yakni Pesawat Udara Tanpa Awak (Puna) Alap-Alap, Wulung (PT Carita Boat Indonesia), Elang Laut (PT DI), dan Mission System (PT LEN Industri), serta Target Drone (PT Indo Pacific Communication dan Defence), M3LSU03 (PT Mandiri Mitra Muhibbah). Sumber Jakarta Greater.com

Selasa, 30 Mei 2017

Militer Filipina Kewalahan Hadapi Pemberontakan di Marawi

Jakarta, CNN Indonesia -- Militer Filipina kewalahan menghadapi pemberontakan di Marawi. Oleh sebab itu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengajak pemberontak Filipina lainnya, mulai dari separatis Muslim hingga gerilyawan Maois, untuk bergabung dengan negara, melawan pemberontakan di Marawi. Duterte berjanji, siapapun yang bersedia akan diangkat menjadi tentara, mendapat gaji dan hak yang sama. 


Pertarungan antara militer Filipina dengan pemberontak di Marawi yang ditunggangi oleh ISIS memasuki hari ke-tujuh pada Senin (29/5). Pertempuran semakin sengit dan korban jiwa terus bertambah, baik dari pihak sipil, militer dan militan.

Senin, 29 Mei 2017

Lagi.. TNI Juara Umum Menembak di Ajang AASAM 2017

Lagi.. TNI Juara Umum Menembak di Ajang AASAM 2017. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) kembali menorehkan prestasi gemilang di pentas internasional dengan menjadi juara umum dalam lomba tembak bergengsi antar Angkatan Darat mengalahkan 20 negara peserta seperti, Amerika Serikat, Inggris dan Prancis.


Lagi.. TNI Juara Umum Menembak di Ajang AASAM 2017
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Angkatan Darat Australia atau Royal Australian Army bertajuk Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM) berlangsung mulai 5-26 Mei 2017, di Puckapunyal Military Range, Victoria, Australia.

"TNI AD keluar sebagai juara umum AASAM 2017 setelah meraih 28 medali emas, 6 perak dan 5 perunggu di berbagai materi lomba tembak yang diperebutkan," ujar Kepala Penerangan (Kapen) Kostrad Kolonel Inf Agus Bhakti lewat rilis yang diterima SINDOnews, Sabtu (27/5/2017).

Agus menyebutkan, negara-negara yang ikut berpartisipasi pada lomba tembak internasional tahunan ini antara lain, Indonesia, Australia, Jepang, Uni Emirat Arab, Anzac, Philipina, US Army, Inggris, Canada, Malaysia, Thailand, US Marines, Korea, Singapura, New Zealand, Kamboja, Timor Leste, Tonga, PNG dan Perancis.

Kontingen TNI AD berjumlah 14 orang, 4 official dan 10 petembak pada AASAM 2017 ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Inf Josep T Sidabutar yang sehari-hari menjabat Kepala Staf Brigif Para Raider 17 Kostrad.


“Selama berpartisipasi pada Lomba Tembak AASAM, TNI AD senantiasa menjadi juara umum sejak pertandingan di Puckapunyal 2008, dengan menggunakan senjata jenis SS-2 V4 buatan PT Pindad yang merupakan senjata organik pasukan Kostrad,” ujar Letnan Kolonel Inf Josep T Sidabutar.

Menurut Josep, peringkat kedua pada lomba tembak kali ini diduduki Australia dengan 14 Emas; 16 Perak dan 16 Perunggu. Sementara posisi ketiga ditempati Jepang dengan perolehan 10 Emas; 7 Perak dan 7 Perunggu. Sementara Malaysia hanya menempati posisi ke sepuluh dengan 1 perak dan 3 perunggu.

"Rencana kedatangan tim kontingen TNI AD dari Australia ke Tanah Air dilaksanakan besok Minggu (28/5)," ucapnya.

Dalam kejuaran bergengsi tersebut, Serda Woli Hamsan yang berdinas di Detasemen Markas (Denma) Markas Divisi Infanteri 1 Kostrad, Cilodong, Depok, Jawa Barat, menorehkan prestasi gemilang dengan menjadi petembak terbaik.

Woli Hamsan yang telah tujuh kali mengikuti ajang AASAM ini mengaku bangga bisa memberikan yang terbaik buat bangsa dan negara tercinta. "Tentunya bangga dapat membawa harum nama Indonesia dan TNI. Ini membuktikan jika prajurit TNI Indonesia tangguh dan tidak bisa dianggap remeh," ujar Serda Woli Hamsan.

Serda Woli mengakui telah mengikuti berbagai kejuaraan tembak tingkat internasional antara lain: AASAM sebanyak tujuh kali, Brunnei Internasional Skill Arm Meet (BISAM) sebanyak dua kali, kemudian ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) sebanyak tiga kali dan sebagainya. (sucipto)

Grafis Perolehan medali akhir 26 Mei 2017

1. Indonesia : 28 Emas, 6 Perak, 5 Perunggu.
2. Australia : 14 Emas, 16 Perak, 16 Perunggu.
3. Jepang : 10 Emas, 7 Perak, 7 Perunggu.
4. Uni Emirat Arab : 2 Emas.
5. Anzac : 3 Emas, 3 Perak.
6. Philipina : 4 Emas, 4 Perak, 4 Perunggu.
7. US Army : 1 Emas, 1 Perunggu.
8. UK (INGGRIS) : 1 Perak, 2 Perunggu.
9. Canada : 2 Emas, 5 Perak, 4 Perunggu.
10. Malaysia : 1 Perak, 3 Perunggu.
11. Thailand : 1 Emas, 4 Perak, 2 Perunggu.
12. US Marines : 2 Perunggu.
13. Korea : 2 Emas, 3 Perak, 1 Perunggu.
14. Singapura : 2 Perak.
15. New Zealand : 1 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu.
16. Kamboja : Nihil.
17. Timor Leste : Nihil.
18. Tonga : Nihil.
19. PNG : Nihil.
20. Perancis : Nihil


Sumber : Sindonews.com

Senin, 15 Mei 2017

Korut Lakukan Uji Coba Rudal, Militer Korsel Siaga

Seoul - Korea Utara dikabarkan melakukan uji coba rudal dari bagian barat laut negara itu pada Minggu pagi waktu setempat. Hal tersebut disampaikan oleh kepala staf gabungan Korea Selatan.

"Militer kami memantau dengan saksama atas pergerakan provokatif Korut dan mempertahankan posisi siaga," demikian pernyataan militer Korsel seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Minggu (14/5/2017).

Rudal tersebut diluncurkan di dekat kota Kusong, dan berhasil terbang sejauh 700 kilometer. Kabar terkait uji coba rudal Korut ini pun dikonfirmasi oleh seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, namun yang bersangkutan mengatakan pihaknya masih mencermati jenis rudal.

"Pada titik ini, kami tidak melihat hal yang konsisten terkait dengan peluncuran rudal antarbenua," ujar seorang pejabat pertahanan AS kepada CNN.

Uji coba ini merupakan langkah provokatif perdana yang dilakukan Korut sejak Korsel memiliki presiden baru, Moon Jae-in. Moon sendiri diketahui memilih mengedepankan dialog dalam menyikapi isu Korut.

Sumber dari kantor presiden Korsel menyatakan, pertemuan dengan dewan keamanan nasional pun digelar sebagai reaksi atas uji coba rudal terbaru Korut.

Peluncuran rudal tersebut dinilai sebagai penghinaan terhadap China, satu-satunya sekutu Korut yang memiliki peran besar dalam menggerakkan roda ekonomi negara itu di tengah sanksi yang dijatuhkan dunia internasional.

Pada Sabtu waktu Beijing, Presiden Xi Jinping membuka KTT Belt and Road sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali Jalur Sutra kuno. Tercatat sejumlah kepala negara menghadapi ajang tersebut, termasuk Korut yang mengirimkan sejumlah delegasi.

Rudal yang diluncurkan Korut dilaporkan mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang. Demikian pernyataan dari pemerintah Jepang.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengutuk aksi Korut tersebut.

"Di tengah peringatan keras dari masyarakat internasional, Korut kembali meluncurkan rudal balistik. Ini benar-benar tidak dapat diterima dan kami memprotes keras. Peluncuran rudal Korut merupakan ancaman serius bagi Jepang dan jelas-jelas melanggar resolusi PBB," terang PM Abe.

Korut Lakukan Uji Coba Rudal, Militer Korsel Siaga


Namun Sekretaris Kabinet Yasuhide Suga menegaskan, pihaknya tidak akan mengambil langkah strategis mengingat jatuhnya rudal bukan di zona ekonomi eksklusif Jepang.

Peluncuran rudal balistik terbaru ini berselang dua pekan dari aksi serupa yang dilakukan tepatnya pada 29 April. Menurut pejabat Korsel dan AS, uji coba sebelumnya berujung kegagalan. Juru bicara Komando Pasifik AS mengatakan, rudal meledak di wilayah Korut.

Korut, setidaknya telah melakukan sembilan uji coba rudal sejak Donald Trump dilantik pada 20 Januari 2017. Beberapa rudal bahkan sampai ke Laut Jepang atau dikenal pula sebagai Laut Timur.

Meski ketegangan antara AS-Korut tidak terelakkan dan cenderung meninggi dalam beberapa bulan terakhir, namun seorang diplomat senior Korut menyampaikan, Pyongyang terbuka untuk melakukan dialog dengan Washington "di bawah kondisi yang tepat."

Sebelumnya, pada awal bulan ini, Trump sempat mengatakan bersedia bertemu Kim Jong-un dalam "situasi yang tepat." Pernyataannya tersebut dinilai kontroversial mengingat selama ini belum pernah ada seorang pun presiden AS yang pernah bertemu Jong-un. Sumber: Liputan6.com

Jumat, 05 Mei 2017

Ini “Tamparan” Pengamat Militer Salim Said untuk Acara Rosi yang Mengundang Panglima TNI

Menjelang Aksi Simpatik 55 yang akan digelar Jum’at (5/5/2017) siang, Rosi Kompas TV mengangkat tema “Membidik Jokowi Lewat Ahok; Pemberitaan Media Itu Fakta atau Provokasi” dengan langsung menghadirkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kamis (4/5/2017) malam.

Salah satu nara sumber yang juga dihadirkan Rosi adalah Salim Said. Salah satu pernyataan pengamat militer itu justru menampar acara tersebut.

Salim Said tidak setuju dengan Rosi yang menyebut Allan Nairn sebagai wartawan senior. Menurutnya, Nairn tidak lebih dari seorang provokator.



“Zaman ini sudah berubah. Jadi orang ini (Allan Nairn, red) terlambat. Dia membuat analisa tentang keadaan sekarang dengan menggunakan data masa lalu. Itu sebabnya saya tidak setuju Anda menyebut dia wartawan senior, atau wartawan apa. Dia bukan wartawan. Dia aktifis provokator. Dan dia sudah mengacau kita bertahun-tahun,” kata Salim Said disambut tepuk tangan meriah.

Salim Said pun memuji sikap Panglima TNI yang tegas tidak mau menanggapi Allan Nairn. Ia juga menegaskan tidak melihat ada kebenaran dalam tulisan Nairn. “Orang ini terbiasa membuat provokasi semacam ini,” tandasnya.

Sejalan dengan Panglima TNI, Salim Said juga mengaku diundang oleh beberapa stasiun TV untuk menanggapi Allan Nairn namun ia tidak mau. Termasuk ketika akan dipertemukan dengan Nairn.

“Yang membuat saya sedih, kita jadi ribut, Panglima yang banyak kerjaan suruh datang ke sini, kita ikut bicara,” tandas Salim Said disambut tawa sebagian pemimpin redaksi. Namun ada juga yang mimiknya berubah serius mendengar “tamparan” Salim Said itu.

"Apa tidak ada topik lain, Rosi?" tambahnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]

Rabu, 03 Mei 2017

AS Gelar Latihan Militer, Korut Ancam Perang Nuklir

Pyongyang - Media yang dikendalikan pemerintahan Korea Utara (Korut), Selasa (2/5), mengancam bahwa provokasi yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dengan menggelar latihan militer memicu terjadinya perang nuklir. Salah satu koran Korut bahkan melontarkan ancaman bahwa rezim Kim Jong Un sudah menunggu saat yang tepat untuk mengubah daratan AS menjadi reruntuhan.



"Terkait dengan provokasi militer yang dilakukan AS, yang semakin jelas dari hari ke hari, situasi di semenanjung Korea bakal semakin mendekati perang nuklir," demikian disebutkan media Korut seperti Beritasatu.com kutip dari Reuters, Selasa (2/5).

Ancaman dari Korut tersebut dikemukakan hanya beberapa jam setelah dua pesawat pengebom AS B-1B Lancer terbang untuk melakukan latihan dengan Angkatan Udara Korea Selatan serta Jepang. Pihak Korut menganggap bahwa latihan militer tersebut adalah bentuk provokasi terhadap kedaulatan mereka.

Kendati melontarkan ancaman bakal melepaskan rudal nuklir ke daratan AS, Korut diyakini belum memiliki kemampuan untuk mewujudkannya. Korut memang sudah melakukan serangkaian uji peluncuran misil jarak jauh, tapi misil-misil tersebut diyakini tidak bakal mengancam Amerika Serikat.

Yudo Dahono/YUD

NBC News

Sumber: Beritasatu.com

Jumat, 28 April 2017

Prajurit TNI Melaksanakan Pengabdian Melebihi Panggilan Tugas

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menyampaikan bahwa prajurit TNI adalah orang-orang yang luar biasa karena mampu melaksanakan pengabdian melebihi panggilan tugas.

“Siapa pun kamu, apapun pangkat dan jabatanmu, tanamkan pada dirimu untuk mengabdi dan memberikan yang terbaik demi bangsa dan negara yang sangat kita cintai,” ujar Panglima TNI saat memberikan pengarahan dihadapan 1.500 personel TNI AD, AL dan AU, bertempat di Lanud Hasanudin Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (27/4).



Jenderal Gatot juga mengingatkan agar setiap prajurit TNI harus pandai bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena apa yang didapat sekarang ini atas rahmat dan karunia-Nya.

“Itu yang harus kalian syukuri setiap saat, kalian bisa menjadi luar biasa itu bukan karena dirimu, tapi kamu bisa seperti ini karena di belakangmu ada orang tua, istri atau suami dan anakmu yang selalu berdoa untuk dirimu,” pesan Jenderal Gatot.

Jenderal Gatot mengatakan bahwa prajurit yang mempunyai disiplin, dedikasi dan loyalitas yang tinggi harus selalu dilindungi dan dijaga dari pengaruh oknum prajurit yang suka melanggar, agar TNI selalu dipandang positif oleh masyarakat luas.

Diakhir pengarahannya, Panglima TNI menegaskan bahwa apabila prajurit TNI yang mengawaki Alutsista dan mengkonsumsi Narkoba maka akibatnya akan lebih fatal, terutama bila yang bersangkutan melaksanakan latihan tempur maupun operasi.

“Siapapun yang terlibat narkoba pasti akan saya hukum dan dipecat, karena saya harus menjaga prajurit-prajurit yang memiliki loyalitas dan disiplin tinggi,” tegas Panglima TNI.

Sumber: Puspen TNI

Setiap Tahunnya, 7000 Militer Israel terkena Penyakit Kejiwaan

ISRAEL– Israel Defence Force (IDF) melaporkan bahwa setiap tahunnya ada sekitar 7 ribu tentara Yahudi yang gagal menyelesaikan layanan wajib militer, seperti diterbitkan surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz hari Selasa (25/04/2017) lalu.

Mereka yang gagal menyelesaikan layanan militer sebagian besar dikarenakan alasan medis dan psikologis.



Jumlah ini setara dengan 22 persen tentara meninggalkan kesatuannya, termasuk diantaranya 14,6 persen laki-laki dan 7,4 persen perempuan.

Sumber IDF mengatakan bahwa jumlah sebenarnya tentara yang melarikan diri atau tidak melanjutkan wajib militer lebih tinggi, akan tetapi ini tidak dilaporkan secara lengkap dan rinci.

Untuk menghindari pelayanan wajib militer, biasanya banyak keluarga Yahudi mengirimkan anak-anak mereka ke luar negeri.

Kondisi sebaliknya justru dirasakan warga Palestina yang menjadi korban penjajahan Zionis Israel. Di Jalur Gaza saja minat untuk bergabung dengan kelompok perjuangan Palestina seperti Hamas, Jihad Islam dan lainnya terus membludak.

Rakyat Palestina sadar bahwa kemerdekaan mereka tidak dapat diraih kecuali dengan jalan perjuangan dan pertumpahan darah melawan pendudukan entitas Zionis Israel. Sumber: IslamPos